Teknik Selective Focus Photography
Fokus berarti ketajaman gambar. Selective focusing berarti memilih elemen tertentu saja sebagai bagian paling tajam dari keseluruhan elemen dalam foto. Mengapa elemen tersebut harus dipilih, dijadikan elemen yang paling tajam? Mengapa tidak seluruhnya saja dibuat tajam?
Logikanya sederhana. Saat dua orang melihat satu teko yang sama, belum tentu mereka juga tertarik pada bagian yang sama. Yang satu bisa tertarik pada bentuk gagangnya, satunya lagi sah-sah saja kalau menyukai corongnya. Masing-masing bebas untuk mengungkapkan dan mengekspresikannya.
Berbicara lebih jauh tentang fotografi sebagai media aktualisasi, pada gambar tertentu seorang fotografer harus menyampaikan sebuah ide atau tema. Karena itu, terkadang ia dituntut untuk bisa memberikan suatu penekanan pada bagian paling penting dari foto yang dibuatnya. Hal tersebut bertujuan supaya ide – apa yang menarik menurut kacamata si fotografer – dapat lebih mudah disampaikan dan dicerna.
Langkah pertama menggunakan teknik ini adalah memilih objek apa, bagian mana yang kita anggap paling penting, paling menarik. Untuk membuat bagian yang ada di sekelilingnya menjadi kabur, Anda dapat mengatur lensa pada bukaan aperture paling lebar supaya mendapatkan ruang tajam (depth of filed/DOF) paling sempit. Ambillah dengan jarak fokus sedekat mungkin dari elemen penting tersebut agar efek bokeh, ruang tajam sempitnya optimal.
Perhatikan! Jarak fokus sangat mempengaruhi efek tersebut. Semakin dekat jarak fokus ruang tajamnya makin sempit, demikian juga sebaliknya. Kalau Anda memiliki lensa cepat yang memiliki fitur aperture besar (f/1.8 atau f/2.8), hal tersebut dapat membuat teknik selective focusing bakalan lebih efektif.
Terimakasih
BalasHapusUnderstandable, have a greet day
BalasHapusSangat membantuš
BalasHapus